BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuantitasi
mikroba menunjukkan jumlah koloni yang
mampu dibentuk oleh
mikroba tertentu.
Beberapa
koloni bakteri ini, bagi tubuh manusia akan
menyebabkan
penyakit. Steril dari bakteri untuk makanan terutama minuman,
sangat perlu diketahui demi menjaga
kesehatan. Air minum dari berbagai tempatmempunyai
jenis-jenis
bakteri
yang tidak
sama. Untuk air
minum
hasil penyulingan
diharapkan sudah terbebas dari bakteri (Fardiaz, 1996).
Pemeriksaan air secara mikrobiologi
sangat penting dilakukan. Pemeriksaan secara mikrobiologi, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat
pencemaran (Kawuri dkk., 2007).
Standar Air Minum, menurut standar
WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari
bakteri coliform. Standar WHO: Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak
boleh mengandung coliform dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E.
coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam
100 ml, Tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dalam dua sampel yang berurutan
(AOAC,2000).
Uji kualitatif coliform secara
lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (presumptive test), uji
penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test) (Kawuri, dkk.
2007). Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN)
atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT) (Wakhid, 2009).
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum
penting dilakukan untuk mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam
suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada
minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
menganalisis kuantitatif mikroba dalam suatu sampel uji.
2. Untuk
mengetahui adanya bakteri Coliform pada
suatu sampel air dengan menggunakan teknik pengenceran.
3. Untuk
menghitung jumlah bakteri Coliform
pada suatu sampel air dengan menggunakan perhitungan MPN (Most Probable
Number).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Perhitungan jumlah mikroba dapat
dilakukan dengan perhitunganlangsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara
langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan
pada suatu saat tertentu tanpamemberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan
jumlah organisme yangdiketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus
memberikan perlakuantertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara
langsung, dapatdilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat
preparat darisuatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaanruang hitung (counting chamber ). Sedangkan perhitungan cara
tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan
yang masihhidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara
yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count /TPC),
perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat
(MPN methode), dankalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Dwidjoseputro,
1994).
Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa
cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC),
perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat
(MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode MPN
terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji
konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji
tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah;
masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel.
Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung
jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan
Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya
dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah ammonium menjadi nitrat
(Lim, 1998).
Metode MPN biasanya
biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk
cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat. Perhitungan
jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif
koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji
kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu,
mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji
kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode
cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada
anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni
yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang
terdapat pada sampel (Plummer, 1987).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah
perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony
forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan
sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per
100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga
pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN
tertinggi (Lim, 1998).
Menurut Plummer (1987),
ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah
jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yang dapat dibedakan atas
beberapa kelompok yaitu:
a. Perhitungan jumlah sel
1. Hitungan mikroskopik
2. Hitungan cawan
3. MPN (Most Probable
Number)
b. Perhitungan massa sel secara langsung
1. Volumetrik
2. Gravimetrik
3. Kekeruhan
(turbidimetri)
c. Perhitungan massa sel secara tidak
langsung
1. Analisis komponen
sel
2. Analisis produk
katabolisme
3. Analisis konsumsi nutrient
Metode
MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat
dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN
digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan
berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik
setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif
dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam
tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk
jasad renik pembentuk gas (Fardiaz, 1993).
Untuk metode MPN (most probable
number) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan
di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami
perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya
gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini
digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2,
dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya
pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel,
2008).
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan
pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform
dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini
disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah koliform dalam sampel (Pakadang,
S, 2010).
Bakteri koliform adalah bakteri indikator
keberadaan bakteri patogenik lain dengan kata lain merupakan bakteri indikator
sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan
koliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi
koliform adalah jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi
bakteri patogenik lain. Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan
sebagai indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik
terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan
koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan kurang dari standart yang telah
di tetapkan, maka suatu sampel bisa di katakan murni (Umbreit, 1960).
Beberapa jenis bakteri
selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga diperlukan uji
konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan
medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji
konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop
terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora.
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indicator keberadaan
bakteri patogenik lainnya. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fecal
adalah bakteri indicator adanya pencemaran bakteri pathogen. Penentuan coliform
fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri pathogen. Selain itu, mendeteksi
coliform jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada mndeteksi bakteri
patogenik lain (Lim, 1998).
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli.
Karena E.coli adalah bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia,
maka E.coli sering disebut sebagai coliform fekal. Pengujian coliform
jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.coli karena hanya
memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pertama uji E.coli (Penn,
1991).
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting
bagi kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia
coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendi.
Keberadaan bakteri di dalam air minum itu menunjukkan tingkat sanitasi rendah.
Keberadaan bakteri ini juga menunjukkan adanya bakteri pathogen lain misalnya, Shigella,
yang menyebabkan diare hingga muntaber (Lim, 1998).
BAB III
METODOLOGI
A.
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai
berikut :
Hari/Tanggal :
Rabu, 18 April 2012
Waktu :
13.15 – Selesai WITA
Tempat : Laboratorium
Mikrobiologi Dasar FMIPA UNTAD
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Bunsen 6. Rak tabung reaksi
2.
Kertas 7. Botol semprot
3.
Kapas 8. Erlenmeyer
4.
Tabung reaksi 9. Tabung durham
5.
Spoid 1 ml & 10 ml 10.Inkubator
2.
Bahan
Adapun bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Alkohol
70 %
2.
Aquades
3.
Sampel air dari kantin A dan kantin B
4.
Medium LB
C. Prosedur
Kerja
1. Menyiapkan 24 tabung reaksi lalu ditutup dengan kapas.
2. Lalu memasukkan tabung durham secara terbalik ke dalam
18 tabung reaksi
3. Memasukkan 9 ml aquades ke dalam masing-masing
tabung reaksi (3 tabung pengenceran)
4. Memasukkan 1 ml air sampel ke dalam tabung
pengenceran pertama (10-1).
5. Memindahkan 1 ml air dari tabung pengenceran pertama
(10-1) ke dalam tabung pengenceran kedua (10-2), kemudian
menutup tabung reaksi dengan kapas.
6. Memindahkan 1 ml air dari tabung pengenceran kedua
(10-2) ke dalam tabung pengenceran ketiga (10-3),
kemudian menutup tabung reaksi dengan kapas.
7. Memasukkan masing-masing 5 ml medium LB ke dalam 9
tabung reaksi yang telah berisi tabung durham.
8. Memasukkan masing-masing 1 ml air dari tabung
pengenceran pertama (10-1) ke dalam 3 tabung reaksi yang telah
berisi medium LB dan tabung durham, kemudian menutupnya dengan kapas.
9. Memasukkan masing-masing 1 ml air dari tabung
pengenceran kedua (10-2) ke dalam 3 tabung reaksi yang telah berisi
medium LB dan tabung durham, kemudian menutupnya dengan kapas.
10. Memasukkan masing-masing 1 ml air dari tabung
pengenceran ketiga (10-3) ke dalam 3 tabung reaksi yang telah berisi
medium LB dan tabung durham, kemudian menutupnya dengan kapas.
11. Memasukkan 9 tabung uji tersebut ke dalam inkubator
selama 2x24 jam pada suhu 37oC.
12. Mengamati dan menghitung jumlah tabung positif yang
terdapat gelembung gas dan mengalami perubahan warna.
13. Menggunakan metode MPN untuk menghitung bakteri yang
terdapat pada sampel.
14. Mengulangi langkah 3-13 untuk sampel kedua.
BAB
IV
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
No
|
Sampel
|
Pengenceran
|
Nilai MPN
|
Gambar
|
||
10-1
|
10-2
|
10-3
|
||||
1.
|
A
|
3
|
1
|
3
|
1,6
|
|
2.
|
B
|
3
|
0
|
0
|
0,23
|
|
B.
Analisa
Data
1. Untuk
sampel A
MPN Coliform = Nilai
MPN x
= 1,6 x
= 1,6 x 102
= 160
2. Untuk
sampel B
MPN Coliform =
Nilai MPN x
= 0,23 x
= 0,23 x 102
= 23
C. Pembahasan
Metode
MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh
yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat
Metode
perhitungan MPN menggunakan media cair di dalam tabung reaksiyang berisi tabung
durham, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabungyang positif
yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati
timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas didalam tabung durham yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas,
sehingga tabung durham tersebut naik keatas.
Keuntungan
dari metoda ini adalah :
1.
Dapat
dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh yang lebih besar
dari 1,0 ml/tabung.
2.
Bahan-bahan
dapat dipersiapkan untuk tugas lapangan.
3.
Media pertumbuhan
selektif dapat digunakan untuk menghitung jenismikroorganisme yang diharapkan
di antara jenis-jenis lainnya yang adadalam bahan pangan tersebut.
Kerugiannya adalah dibutuhkannya banyak ulangan untuk diperoleh
hasilyang teliti dan sehubungan dengan hal tersebut banyak biaya dan waktu
yangdibutuhkan untuk persiapannya. Metoda ini banyak digunakan untuk
menghitung bakteri patogenik dalam jumlah sedikit yang terdapat dalam
bahan pangan (Buckle dkk, 1985).
Dalam
percobaan kali ini, digunakan 2 sampel air dari tempat yang berbeda-beda.
Tempat pengambilan sampel tersebut yaitu di wilayah kampus yaitu kantin A dan
kantin B. Dalam metode ini sampel yang telah diencerkan dituang kedalam
masing-masing 3 tabung reaksi, kemudian sampel tersebut diinkubasi selama 2
hari. Setelah 2 hari dilakukan perhitungan berdasarkan jumlah tabung yang
positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba. Pengamatan tabung positif dilakukan
dengan mengamati perubahan warna pada sampel yang sebelumnya dicampurkan dengan
medium LB (Laktose Broth), atau dengan terbentuknya gelembung gas dalam tabung
durham. Fungsi dari tabung durham sendiri sebagai media untuk menampung gas
akibat metabolisme bakteri. Dan penyebab lain dari terbentuknya gas dalam
tabung, diakibatkan karena kontaminasi dari udara ketika proses isolasi dalam
inkubator. Medium LB digunakan karena medium ini berfungsi sebagai media untuk
mendeteksi kehadiran Coliform dalam
air dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton
dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri.
Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi
untuk organism Coliform.
Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk Coliform.
Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5%
laktosa.
Dari
hasil pengamatan, kedua sampel tersebut positif mengandung bakteri Coliform. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya gelembung gas yang berada dalam tabung durham dan warna larutan berubah
menjadi keruh.
Menurut
Suriawiria (1985), kekeruhan yang terdapat pada tabung reaksi disebabkan karena
adanya aktivitas dari suatu mikroorganisme. Kekeruhan yang terjadi pada
tabung-tabung reaksi tersebut berbeda, ada yang mengalami kekeruhan pada
bagian permukaannya saja dan juga ada yang mengalami kekeruhan merata pada
seluruh media dan sampel. Kekeruhan yang terjadi merata pada media disebabkan
karena adanya mikroorganisme anaerob fakultatif, yaitu mikroorganisme yang
mampu hidup ataupun tumbuh dengan atau tanpa adanya oksigen. Kekeruhan yang
terjadi pada permukaannya saja disebabkan karena adanya mikroorganisme aerob.
Menurut
Fardiaz (1992), Gelembung udara yang dihasilkan pada tabungdurham disebabkan
oleh adanya aktivitas yang respirasi mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil
dari respirasi mikroorganisme tersebut berupa gelembung gas.
Untuk
sampel air kantin A, nilai MPN dari tabel MPN yaitu 1,6. Dengan menggunakan
rumus MPN count, dalam 1 mL sampel terdapat 160 bakteri coliform. Untuk sampel air kantin B, nilai MPN dari table MPN yaitu
0,23. Dengan menggunakan rumus MPN count, dalam 1 mL sampel terdapat 23 bakteri
coliform. Hal ini sudah diambang
batas, karena menurut Standar WHO yakni 95% dari sampel-sampel tidak boleh
mengandung coliform dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung E. coli
dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100
ml.
Jadi
dari kedua sampel tersebut sudah tidak layak/aman untuk dikonsumsi sebab jumlah
bakteri coliform sudah ambang batas.
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dijelaskan, bahwa mikroba yang
terbentuk dalam tabung reaksi memerlukan oksigen untuk hidup, sehingga mikroba
tersebut tergolong ke dalam bakteri aerob, dan salah satu cara untuk mengenali
adanya mikroba dapat dilihat dari terbentuknya gas pada tabung yang menandakan
tabung bersifat positif.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Jumlah mikroba Coliform
dari 1 mL air kantin A yaitu 160 mikroba.
2.
Jumlah mikroba Coliform
dari 1 mL air kantin B yaitu 23 mikroba.
3. Adanya mikroba dapat ditandai dengan
timbulnya gelembung gas pada tabung durham, dan terjadi perubahan warna pada
sampel.
4. Mikroba
yang diperoleh merupakan bakteri aerob yang membutuhkan gas O2
untuk
hidup, dan menghasilkan gas CO2.
5. Tabung bersifat positif apabila di dalam
tabung tersebut terdapat mikroba.
B. Saran
Diharapkan
kepada
praktikan diharapkan lebih
memahami prinsip percobaan dan prosedur kerja pada percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Association of Official Analytical
Chemistry (AOAC), 2000, Official Methods
of Analysis, Mc Graw Hill Press, Canada.
Buckle,K .A., R.A Edwards,G.H. Fleet,dan M.Woottoon,
1985, Ilmu Pangan, UI-Press, Jakarta.
Dwidjoseputro, D.1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Fardiaz, S., 1996, Analisis
Mikrobiologi Pangan, PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.
Gobel, Risco B.
2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Kawuri, R., Y.
Ramona dan I. B. G. Darmayasa, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Farmasi, Jurusan Biologi F. MIPA
UNUD, Bukit Jimbaran.
Krisna, 2005. Ada coliform di water tap ITB?, http://www.itb.ac.id/news/557.xhtml, Diakses pada
tanggal 20 April 2012.
Lim, D, 1998, Microbiology
2nd edition, United States of America, McGraw Hill.
Pakadang, S., 2010., “Buku Penuntun
Praktikum Mikrobiologi Farmasi”,
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Depkes Makassar, Makassar.
Penn, C.
1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University, Milton Keynes.
Plummer, D.
T., 1987, An Introduction to Practical
Biochemistry, Tata Mc-Graw Hill
Publishing Company LTD, Bombay- New Delhi.
Suriawiria, U.,
1985, Mikrobiologi
Dasar dalam Praktek, Gramedia. Jakarta.
Wakhid, Abdul,
2009, Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada
Makanan dan Minuman dengan Menggunakan Metode MPN. http://abdul-wakhid.blogspot.com/
2009/12/coliform.html. Diakses pada tanggal 20 April 2012.
Umbreit,
W.W, 1960, Aplied Microbiology,
Academic Press, London.
bermanfaat sekali, terima kasih
BalasHapusterimakasih infonya,,, sangat membantu saya,,,
BalasHapus